logo-website
Sabtu, 27 Sep 2025,  WIT
BERITA TAG Pemerintahan Homepage
BPKAD Papua Luncurkan SIM Gaji Berbasis Web, Dorong Efisiensi dan Transparansi Pengelolaan Keuangan Papuanewsonline.com, Jayapura – Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Provinsi Papua resmi meluncurkan dan mensosialisasikan Sistem Informasi Gaji (SIM Gaji) berbasis web, Kamis (19/9/25). Kegiatan yang berlangsung di Aula Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Papua ini dibuka langsung oleh Plt. Kepala BPKAD Provinsi Papua, Rusdianto Abu. Langkah ini menjadi bagian dari upaya transformasi digital pemerintah daerah dalam meningkatkan efisiensi dan transparansi pengelolaan keuangan, khususnya terkait sistem pembayaran gaji dan tunjangan bagi aparatur sipil negara (ASN). Dalam sambutannya, Rusdianto menegaskan bahwa perkembangan teknologi informasi menuntut pemerintah untuk terus melakukan inovasi. Selama ini, penyusunan daftar gaji di lingkungan Pemprov Papua masih banyak dilakukan secara manual maupun dengan aplikasi desktop terbatas, yang kerap menimbulkan kendala dalam hal kecepatan, akurasi, dan monitoring. “Pemerintah Provinsi Papua melalui BPKAD bekerja sama dengan PT Taspen Cabang Jayapura menghadirkan SIM Gaji berbasis web. Kehadiran sistem ini diharapkan menjadi jawaban atas tantangan yang selama ini dihadapi, sekaligus menjadi langkah maju dalam mewujudkan tata kelola keuangan yang modern,” jelasnya. Rusdianto menambahkan bahwa implementasi SIM Gaji berbasis web diharapkan memberikan banyak manfaat, di antaranya, meningkatkan efisiensi dalam pengelolaan gaji, sehingga proses pembayaran menjadi lebih cepat dan terintegrasi, menjamin akurasi data pegawai, termasuk perhitungan gaji dan tunjangan, sehingga meminimalisasi risiko kesalahan, mendukung transparansi dan akuntabilitas, dengan data yang dapat dipantau secara real-time dan memudahkan monitoring dan evaluasi, baik bagi bendahara pengeluaran maupun pihak manajemen keuangan daerah. “Kami berharap para bendahara pengeluaran dan pembuat daftar gaji dapat memberikan dukungan penuh agar penerapan sistem ini berjalan optimal. Dukungan dan kerja sama semua pihak menjadi kunci suksesnya transformasi digital ini,” tegas Rusdianto. Peluncuran SIM Gaji berbasis web menjadi tonggak penting dalam perjalanan digitalisasi keuangan daerah di Papua. Dengan sistem ini, BPKAD berkomitmen mendukung visi pemerintahan yang bersih, transparan, dan akuntabel, sekaligus memastikan hak ASN terpenuhi tepat waktu. Inovasi ini juga selaras dengan arah pembangunan nasional yang menekankan pada penerapan teknologi informasi dalam birokrasi untuk menciptakan pelayanan publik yang lebih efektif.   Penulis: Jid Editor: GF 19 Sep 2025, 17:34 WIT
Pj Gubernur Agus Fatoni Sampaikan Jawaban Atas Pandangan Umum Fraksi-Fraksi DPRP Papuanewsonline.com, Jayapura – Sidang Paripurna DPR Papua (DPRP) pada Kamis malam, 18 September 2025, menjadi momentum penting dalam pembahasan Rancangan Peraturan Daerah Provinsi (Raperdasi) tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Perubahan (APBD-P) Tahun Anggaran 2025. Dalam forum resmi tersebut, Penjabat (Pj) Gubernur Papua, Agus Fatoni, menyampaikan jawaban Pemerintah Provinsi Papua atas pandangan umum yang disampaikan fraksi-fraksi DPRP. Di hadapan pimpinan dan anggota dewan, Fatoni memberikan apresiasi atas kerja keras serta kontribusi DPRP dalam menyampaikan masukan konstruktif. Menurutnya, pandangan umum fraksi adalah bagian penting dalam proses penyempurnaan APBD-P 2025 agar lebih berpihak pada kepentingan rakyat. “Atas nama Pemerintah Provinsi Papua, saya menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada pimpinan dan seluruh anggota dewan yang terhormat atas segala upaya dan kerja keras dalam menjawab tantangan pembangunan serta memenuhi harapan masyarakat Papua,” ujar Fatoni. Ia juga tidak menutup mata terhadap kendala yang terjadi, terutama terkait keterlambatan penyampaian dokumen Raperdasi APBD-P. Fatoni menyampaikan permohonan maaf dan menegaskan komitmennya agar penyampaian dokumen di masa mendatang dapat dilakukan tepat waktu sesuai tahapan perencanaan. Dalam penjelasannya, Fatoni menguraikan alasan terjadinya penurunan target pendapatan daerah. Hal ini, kata dia, dipengaruhi oleh regulasi nasional, yakni Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2022 dan Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2025. Meski demikian, ia menyebut adanya tren positif dari Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan sumber pendapatan lainnya, yang dipicu oleh potensi baru yang mulai dimaksimalkan. Di sisi lain, belanja pegawai menunjukkan peningkatan cukup signifikan akibat penyesuaian tunjangan ASN. Namun, Fatoni mengakui jumlah ASN yang ada masih melebihi kebutuhan ideal daerah, sehingga perlu strategi pengelolaan kepegawaian yang lebih tepat sasaran. Selain itu, Fatoni menyinggung pokok-pokok pikiran hasil reses anggota DPRP yang telah dihimpun. Menurutnya, aspirasi tersebut akan menjadi prioritas dalam perencanaan pembangunan tahun 2026, dengan tetap mempertimbangkan kemampuan keuangan daerah. “Pokok-pokok pikiran hasil reses akan kami tindaklanjuti pada tahun 2026 sesuai tahapan perencanaan pembangunan daerah, dengan tetap memperhatikan kemampuan fiskal Papua,” tegasnya. Sidang paripurna ini memperlihatkan bagaimana komunikasi antara legislatif dan eksekutif di Papua terus berjalan dalam semangat sinergi. Dengan adanya masukan dari fraksi-fraksi dan jawaban dari pemerintah, diharapkan APBD-P 2025 bisa menjadi instrumen yang efektif untuk mewujudkan pembangunan yang lebih merata, akuntabel, dan menjawab kebutuhan masyarakat Papua.   Penulis: Jid Editor: GF  19 Sep 2025, 17:26 WIT
Anggota DPR Papua Tengah Jemi Patabang Lakukan Kunjungan Kerja ke Polres Puncak Papuanewsonline.com, Puncak – Situasi keamanan di Kabupaten Puncak kembali menjadi perhatian serius. Pada 18 September 2025, Jemi Patabang, S.Pd., M.Si., Anggota DPR Papua Tengah dari Dapil III Puncak sekaligus kader Partai Solidaritas Indonesia (PSI), melakukan kunjungan kerja (kunker) ke Polres Puncak yang berlokasi di Ilaga. Kunker ini bertujuan untuk menggali informasi terkini dari pihak kepolisian terkait kondisi keamanan, dinamika masyarakat, serta perkembangan terbaru mengenai para pengungsi yang terdampak situasi sosial di wilayah tersebut. Dalam pertemuan yang berlangsung penuh kehangatan, Jemi Patabang berdiskusi langsung dengan Kapolres Puncak, Kompol Mardi Marpaung, S.Sos., beserta jajarannya. Kapolres memaparkan secara komprehensif situasi terkini di lapangan, termasuk langkah-langkah strategis yang telah ditempuh untuk menjaga stabilitas keamanan. “Keamanan adalah prioritas utama kami. Kunjungan kerja dari Bapak Jemi Patabang sangat penting untuk kami agar bisa menyampaikan secara langsung mengenai situasi di Kabupaten Puncak,” tegas Kapolres. Menanggapi pemaparan tersebut, Jemi Patabang memberikan apresiasi tinggi atas dedikasi aparat kepolisian dalam menjaga kondusivitas daerah yang rawan gangguan keamanan. “Saya menghargai sekaligus mengapresiasi upaya Polres Puncak dalam memberikan rasa aman sehingga aktivitas masyarakat bisa berjalan normal. Saya juga berterima kasih atas sambutan luar biasa dari Kapolres Puncak dan jajaran dalam kunjungan kerja kali ini,” ujar Jemi. Kapolres Mardi Marpaung menyambut baik kehadiran legislator asal Puncak tersebut dan menekankan pentingnya kerjasama lintas lembaga. “Kami sangat berterima kasih atas perhatian dan dukungan dari Bapak Jemi Patabang. Sinergi yang baik antara DPR dan kepolisian sangat penting, terutama dalam menjaga keamanan, membantu masyarakat yang membutuhkan, serta menciptakan suasana damai di Puncak,” ungkapnya. Melalui kunjungan ini, diharapkan koordinasi antara legislatif dan aparat kepolisian semakin erat. Kehadiran wakil rakyat di tengah aparat keamanan menjadi bukti nyata bahwa situasi keamanan di Kabupaten Puncak mendapat perhatian serius dari berbagai pihak. Kunker tersebut juga menjadi momentum penting untuk memperkuat kerja sama dalam menciptakan rasa aman dan damai, sehingga masyarakat bisa beraktivitas dengan lebih tenang tanpa rasa khawatir.(GF)  19 Sep 2025, 17:20 WIT
Gempa Berkekuatan 6,6 Guncang Nabire, BMKG Pastikan Tidak Berpotensi Tsunami Papuanewsonline.com, Mimika – Guncangan kuat mengguncang sebagian wilayah Papua Tengah pada Jumat dini hari (19/9/2025) sekitar pukul 01.19 WIB. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaporkan gempa bumi bermagnitudo 6,6 berpusat di laut, tepatnya 29 kilometer barat laut Nabire dengan kedalaman 24 km. Koordinat episenter tercatat pada 3.47° LS dan 134.49° BT. Direktur Gempa dan Tsunami BMKG, Daryono, menjelaskan gempa tersebut dipicu oleh aktivitas Sesar Anjak Weyland. Analisis mekanisme sumber menunjukkan pergerakan naik (thrust fault), yang umum terjadi di kawasan tektonik aktif Papua. Getaran gempa terasa cukup luas, meliputi Nabire, Wasior, Enarotali, Timika, Biak, hingga Supiori dengan intensitas bervariasi. Sejumlah warga dilaporkan berhamburan keluar rumah untuk menyelamatkan diri saat guncangan terjadi. Meski demikian, BMKG memastikan gempa ini tidak berpotensi menimbulkan tsunami. Hingga pukul 01.47 WIB, tercatat telah terjadi empat gempa susulan (aftershock) dengan magnitudo terbesar M4,2. Daryono mengimbau masyarakat untuk tetap tenang, tidak terpancing isu yang menyesatkan, dan selalu mengikuti informasi resmi dari BMKG. “Kami mengingatkan masyarakat agar menghindari bangunan yang sudah retak atau rusak akibat gempa. Pastikan tempat tinggal memiliki struktur yang cukup tahan gempa, serta selalu waspada terhadap kemungkinan gempa susulan,” ujar Daryono. Hingga saat ini, belum ada laporan resmi terkait kerusakan serius maupun korban jiwa akibat guncangan tersebut. Namun, tim dari BPBD bersama aparat setempat telah bergerak melakukan pemantauan lapangan di Nabire dan sekitarnya. Pemerintah daerah bersama BMKG juga menegaskan pentingnya kesiapsiagaan bencana, mengingat wilayah Papua termasuk salah satu zona rawan gempa di Indonesia.   Penulis: Jid Editor: GF  19 Sep 2025, 10:22 WIT
Optimalisasi Penguatan Demokrasi, Kemenko Polkam Tegaskan Komitmen Melalui IDI Papuanewsonline.com, Jakarta – Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Kemenko Polkam) menegaskan komitmen kuat pemerintah dalam memperkuat demokrasi nasional melalui Indeks Demokrasi Indonesia (IDI) sebagai instrumen strategis pengukuran kualitas demokrasi di Tanah Air. Komitmen tersebut tercermin dalam berbagai dokumen perencanaan pembangunan, mulai dari RPJMN 2025–2029, RPJPN 2025–2045, hingga RPJPD 2025–2045, yang secara eksplisit menempatkan demokrasi sebagai salah satu fondasi penting dalam pembangunan politik dan tata kelola pemerintahan di Indonesia. Meski demikian, nilai IDI yang bersifat fluktuatif dari tahun ke tahun menjadi catatan krusial. Dinamika ini menunjukkan bahwa penguatan demokrasi masih memerlukan perhatian serius, konsistensi, serta kerja berkelanjutan baik di tingkat pusat maupun daerah. Asisten Deputi Koordinasi Demokrasi dan Kepemiluan Kemenko Polkam, Haryadi, S.E., menegaskan bahwa penguatan kelembagaan dan harmonisasi kebijakan antar level pemerintahan menjadi kunci utama dalam meningkatkan kualitas capaian IDI. “IDI bukan sekadar angka evaluasi, melainkan cerminan kualitas demokrasi kita saat ini. Karena itu, kami mendorong agar IDI dijadikan bagian integral dari strategi pembangunan politik nasional. Untuk mencapainya, dibutuhkan sinergi seluruh pemangku kepentingan, mulai dari perbaikan regulasi, tata kelola data, hingga partisipasi aktif pemerintah daerah,” tegas Haryadi. Sebagai wujud nyata, Kemenko Polkam terus memperkuat koordinasi bersama Kementerian Dalam Negeri, Kementerian PPN/Bappenas, dan Badan Pusat Statistik (BPS). Kolaborasi lintas sektor ini menjadi pilar penting dalam mengawal pengukuran IDI, memastikan hasilnya tidak hanya akurat tetapi juga dapat digunakan sebagai dasar kebijakan pembangunan demokrasi yang lebih inklusif dan berkesinambungan. “Demokrasi yang kuat akan memperkokoh stabilitas nasional, meningkatkan partisipasi masyarakat, serta mendorong terciptanya pemerintahan yang transparan dan akuntabel,” lanjut Haryadi. IDI diharapkan menjadi tolak ukur terpercaya yang tidak hanya dipakai sebagai indikator nasional, tetapi juga diakui secara internasional. Dengan demikian, demokrasi Indonesia dapat terus bertumbuh seiring dengan penguatan institusi, penegakan hukum, serta peningkatan kualitas partisipasi publik. Melalui upaya berkesinambungan ini, pemerintah menargetkan agar stabilitas demokrasi dapat terjaga dengan lebih baik, sekaligus menjadi penopang utama pencapaian visi Indonesia Emas 2045. (GF)  19 Sep 2025, 02:42 WIT
Kemenko Polkam Tegaskan Komitmen Penguatan Indeks Keamanan Laut Nasional Papuanewsonline.com, Jakarta – Kementerian Koordinator Bidang Politik dan Keamanan (Kemenko Polkam) menegaskan keseriusan dalam memperkuat Indeks Keamanan Laut Nasional (IKLN) sebagai salah satu agenda prioritas dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025–2029. Komitmen ini ditegaskan oleh Deputi Bidang Koordinasi Pertahanan Negara dan Kesatuan Bangsa (Hanneg Kesbang), Mayjen TNI Purwito Hadi Wardhoni, saat membuka Rapat Koordinasi Analisis Strategi Kementerian/Lembaga dalam Mendukung Penguatan IKLN, di Jakarta, Rabu (17/9/25). “Keamanan laut bukan sekadar urusan militer. Ia juga mencakup penegakan hukum, budaya keselamatan, perlindungan lingkungan, pemberantasan narkotika, hingga pembinaan masyarakat pesisir. Semua aspek ini harus berjalan seiring agar indeks keamanan laut benar-benar tercapai dan memberi manfaat nyata bagi bangsa,” ujar Purwito. Purwito menyoroti adanya tumpang tindih kewenangan antar lembaga penegak hukum laut yang dinilai menghambat efektivitas operasi. Karena itu, ia menegaskan sinergi lintas sektor adalah kunci utama. “Kemenko Polkam berperan sebagai koordinator sekaligus motor penggerak. Dengan modernisasi alutsista, peningkatan kualitas SDM, serta sinkronisasi regulasi, laut Indonesia akan lebih aman, berdaya saing, sekaligus mendukung kesejahteraan rakyat,” tegasnya. Rakor yang dihadiri perwakilan 31 kementerian dan lembaga itu menampilkan beragam masukan penting: KNKT menyoroti keterbatasan jumlah investigator pelayaran yang hanya 9 orang. TNI Angkatan Laut menyampaikan kesenjangan kebutuhan ideal 250 kapal perang dibanding realisasi 166 unit, ditambah kendala BBM, radar, dan logistik. Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai (KPLP) menekankan pengawasan keselamatan pelayaran serta pencegahan pencemaran laut. KLH mengungkap keterbatasan armada dan personel dalam menindak pencemaran laut. Polairud Polri mengakui intensitas patroli udara dan laut tinggi, namun wilayah pengawasan yang luas masih jadi kendala. KKP mengangkat isu perbedaan metode penghitungan coverage area antar instansi serta minimnya anggaran BBM dan satelit komunikasi. BRIN menawarkan kajian riset terkait standar kapal patroli, sistem pemantauan, dan sinkronisasi regulasi. BNN mengingatkan ancaman narkotika lewat jalur laut serta dampaknya terhadap ekspor perikanan. Setneg menekankan pentingnya metodologi pengukuran IKLN yang kredibel agar diakui internasional. BMKG menyatakan siap mendukung dengan data cuaca ekstrem laut untuk mitigasi kecelakaan. Sementara itu, Bakamla menegaskan manfaat luas dari IKLN. Bagi pemerintah, ia menjadi dasar pembentukan postur keamanan laut nasional. Bagi akademisi, sebagai bahan riset dan kajian strategis. Sedangkan bagi dunia usaha, IKLN adalah indikator penting untuk investasi maritim. Riset bahkan menunjukkan kenaikan satu poin IKLN berbanding lurus dengan meningkatnya nilai investasi di sektor maritim. Karena itu, Bakamla mendorong adanya peningkatan kualitas data, konsistensi koordinasi, serta dukungan anggaran berkelanjutan agar IKLN benar-benar kredibel, baik di tingkat nasional maupun internasional. Melalui rakor ini, Kemenko Polkam menandai langkah awal penting menuju tata kelola keamanan laut yang lebih terpadu, modern, dan berbasis kolaborasi lintas sektor. “Dengan komitmen bersama seluruh K/L, target penguatan IKLN diharapkan dapat tercapai sesuai RPJMN 2025–2029. Laut Indonesia yang aman bukan hanya memperkuat ketahanan nasional, tetapi juga menjadikan Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia,” tutup Purwito.(GF)  19 Sep 2025, 02:40 WIT
Kemenko Kumham Imipas mengadakan FGD dan Sinkronisasi Kebijakan Roylati Musik Papuanewsonline.com, Jakarta – Pemerintah terus menunjukkan keseriusannya dalam memperbaiki tata kelola royalti musik nasional. Hal ini dibuktikan dengan digelarnya Focus Group Discussion (FGD) Koordinasi dan Sinkronisasi Regulasi dan Kebijakan Tata Kelola Royalti Musik Nasional yang diprakarsai oleh Kementerian Koordinator Hukum, HAM, Imigrasi, dan Pemasyarakatan (Kemenko Kumham Imipas) RI. FGD yang berlangsung pada Rabu (17/9/25) ini menghadirkan berbagai pemangku kepentingan, mulai dari pejabat pemerintah, penggiat musik, hingga pelaku industri. Forum ini sekaligus menjadi ruang strategis untuk menjawab persoalan klasik yang selama ini membayangi sistem pengelolaan royalti di Indonesia: kurangnya pemahaman, kerumitan prosedur, serta rendahnya transparansi. Kemenko Kumham Imipas sebelumnya mengidentifikasi sejumlah persoalan krusial dalam tata kelola royalti musik. Di antaranya, minimnya pemahaman masyarakat, pelaku usaha, bahkan aparat penegak hukum mengenai mekanisme pengelolaan royalti. Selain itu, prosedur pemungutan dan pendistribusian royalti dinilai masih belum jelas tersosialisasi, serta lemahnya keterbukaan laporan keuangan yang memicu turunnya kepercayaan publik terhadap lembaga pengelola royalti. Dalam pembukaan, Asisten Deputi Koordinasi Pemanfaatan, Pemberdayaan, dan Pelindungan Kekayaan Intelektual, Syarifuddin, menegaskan pentingnya forum ini sebagai wadah merumuskan solusi bersama. “FGD ini adalah ruang diskusi sekaligus momentum untuk menyelaraskan regulasi, memperkuat tata kelola royalti, serta membangun sistem yang lebih transparan, adil, dan akuntabel,” ujarnya. Senada, Deputi Bidang Koordinasi Hukum, Nofli, menekankan bahwa royalti bukanlah beban administratif semata. “Royalti adalah imbalan ekonomi yang adil atas kerja keras para kreator. Forum ini harus kita jadikan sebagai titik awal transformasi tata kelola royalti di Indonesia,” tegasnya. FGD ini juga menghadirkan musisi sekaligus pencipta lagu, Satriyo Yudi Wahono (Piyu Padi). Ia menyoroti pentingnya kepatuhan terhadap mekanisme lisensi sebelum membicarakan distribusi royalti. “Lisensi adalah izin dari pencipta karya sebelum terjadi pemanfaatan secara komersial. Jika lisensi sudah dilaksanakan dengan benar, barulah pembicaraan tentang royalti bisa berjalan adil. Harapan kami, hak ekonomi dari pertunjukan musik benar-benar bisa diterima para pencipta lagu secara proporsional,” jelas Piyu. FGD ini menghasilkan kesepakatan awal mengenai tiga pilar utama tata kelola royalti ke depan yaitu, harmonisasi regulasi agar aturan lebih sinkron dan mudah diterapkan, penguatan kelembagaan untuk memperkuat peran dan fungsi lembaga pengelola royalty dan penyederhanaan prosedur serta edukasi agar masyarakat dan pelaku usaha lebih memahami hak dan kewajibannya. Kemenko Kumham Imipas menegaskan bahwa pihaknya akan menjadi fasilitator sekaligus pengawal seluruh hasil diskusi. Aspirasi, kritik, dan pandangan dari para pemangku kepentingan akan dirumuskan menjadi rekomendasi kebijakan konkret bagi penguatan regulasi dan tata kelola royalti musik nasional.(GF)  19 Sep 2025, 02:37 WIT
Pemerintah Provinsi Papua Gelar Forum Data 2025 Papuanewsonline.com, Jayapura – Pemerintah Provinsi Papua menggelar Forum Data Provinsi Papua Tahun 2025 sebagai salah satu upaya strategis memperkuat implementasi Satu Data Indonesia (SDI) di tingkat daerah. Kegiatan yang berlangsung pada Kamis (18/9/25) ini dibuka oleh Asisten Bidang Perekonomian dan Kesejahteraan Rakyat Setda Papua, MB Setyo Wahyudi, mewakili Penjabat Gubernur Papua. Dalam sambutan tertulis yang dibacakan Setyo, Pj Gubernur menegaskan bahwa data memegang peranan vital dalam proses pembangunan. Menurutnya, tanpa data yang akurat, mutakhir, dan dapat dipertanggungjawabkan, arah kebijakan dan program pemerintah berisiko tidak tepat sasaran. “Data adalah fondasi dari kebijakan. Dengan data yang valid, program pembangunan Papua akan berjalan lebih tepat sasaran, transparan, dan berkelanjutan,” tegasnya. Forum Data ini diikuti oleh seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Provinsi Papua serta perwakilan OPD dari kabupaten/kota terpilih yang menjadi pengampu Data Sektoral Strategis Daerah (DSSD). Salah satu agenda utama forum adalah penandatanganan Berita Acara Perencanaan Data Sektoral Strategis Daerah, yang menandai komitmen bersama dalam penguatan pengelolaan data sektoral di Papua. Kepala Dinas Kominfo Provinsi Papua, Jeri Agu Yudianto, selaku Walidata, memaparkan capaian pengelolaan data sektoral di Papua. Ia menjelaskan daftar perencanaan data, jenis data yang digunakan, data yang telah terisi, hingga data yang berhasil divalidasi oleh Walidata bersama BPS Provinsi Papua sebagai pembina data. “Forum ini menjadi momentum penting untuk memperkuat sinergi antar-instansi dalam menghadirkan data berkualitas. Hanya dengan data yang solid, pembangunan Papua bisa diarahkan secara lebih inklusif dan akuntabel,” ungkap Jeri. Melalui forum ini, Pemerintah Provinsi Papua menegaskan komitmennya untuk menempatkan data sebagai landasan pembangunan. Langkah ini sejalan dengan upaya pemerintah pusat dalam memastikan setiap kebijakan didasarkan pada informasi yang valid, sehingga manfaat pembangunan benar-benar dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat. Dengan kualitas data yang semakin baik, Papua diharapkan mampu merumuskan kebijakan yang tidak hanya bersifat top-down, tetapi juga partisipatif, berkeadilan, dan sesuai kebutuhan nyata masyarakat di lapangan.   Penulis: Jid Editor: GF  19 Sep 2025, 02:31 WIT
RSUP Jayapura Jadi Penutup Kunjungan Kerja Wapres Gibran di Papua Papuanewsonline.com, Jayapura – Rangkaian kunjungan kerja Wakil Presiden (Wapres) Republik Indonesia, Gibran Rakabuming Raka, di Tanah Papua resmi ditutup dengan peninjauan ke Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Jayapura, Kamis (18/9/25). Kehadiran Wapres disambut hangat oleh para pegawai rumah sakit yang tampak antusias menyambut rombongan. Kunjungan ini dilakukan setelah Wapres Gibran sebelumnya meninjau aktivitas perdagangan di Pasar Hamadi dan Pasar Youtefa. Peninjauan ke RSUP Jayapura menjadi salah satu agenda penting, mengingat rumah sakit ini diharapkan menjadi rujukan utama layanan kesehatan masyarakat Papua. Direktur Jenderal Kesehatan Lanjutan Kementerian Kesehatan, dr. Azhar Jaya, menyampaikan bahwa Wapres Gibran merasa puas setelah melihat langsung kesiapan operasional, fasilitas, dan pelayanan rumah sakit tersebut. “Nanti hasil kunjungan ini akan disampaikan ke Presiden untuk segera meresmikan RSUP Jayapura agar benar-benar menjadi kebanggaan rakyat Papua,” kata Azhar. Ia menambahkan, dengan hadirnya RSUP Jayapura, sebagian besar kasus penyakit yang sebelumnya harus dirujuk ke Makassar atau Surabaya kini bisa ditangani langsung di Papua. “Semuanya bisa selesai di sini. Ini tentu akan sangat membantu masyarakat Papua dan mengurangi beban biaya perjalanan maupun perawatan,” ujarnya. Azhar juga menegaskan bahwa standar pelayanan RSUP Jayapura setara dengan rumah sakit besar di Pulau Jawa. Direktur RSUP Jayapura, Petronela M. Risamasu, menyampaikan bahwa pihaknya telah mulai melayani pasien dengan jumlah yang cukup signifikan. Saat ini tercatat 450 pasien rawat jalan, 12 pasien rawat inap, dan 2 kasus operasi yang sudah ditangani. “Kami siap melayani masyarakat Papua dengan sepenuh hati. Fasilitas yang diberikan pemerintah pusat sudah sangat lengkap dan modern. Mudah-mudahan kehadiran RSUP Jayapura dapat menjawab kebutuhan kesehatan masyarakat Papua,” pungkasnya. Dengan adanya RSUP Jayapura, pemerintah berharap masyarakat Papua mendapatkan akses kesehatan yang lebih mudah, cepat, dan berkualitas. Rumah sakit ini diharapkan tidak hanya menjadi pusat layanan kesehatan, tetapi juga simbol kemajuan dan perhatian negara bagi rakyat Papua.   Penulis: Jid Editor: GF 19 Sep 2025, 02:29 WIT
Berita utama
Berita Terbaru
Berita Populer
Video terbaru
lihat video 10 Feb 2023, 15:22 WIT