Papuanewsonline.com
BERITA TAG Pendidikan
Homepage
14 Lomba Meriahkan HUT RI di SMA Negeri 6 Mimika
Papuanewsonline.com, Mimika — Suasana SMA Negeri 6 Mimika berubah semarak saat
perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia. Seluruh
halaman sekolah dipenuhi tawa, sorak-sorai, dan semangat juang para siswa yang
berpartisipasi dalam 14 jenis lomba yang dirancang khusus untuk memupuk rasa
kebangsaan, solidaritas, dan kolaborasi. Tak kurang dari 1.122 siswa
terlibat dalam ajang ini, membuat perayaan tahun ini menjadi salah satu yang
terbesar dalam sejarah sekolah tersebut. Bertha Lenayati, S.Si.Teol.M.A.Gr,
selaku Kaur Kesiswaan SMA Negeri 6, menegaskan bahwa momen ini bukan sekadar
hiburan, melainkan sarana membentuk karakter dan membangun kekompakan lintas
elemen sekolah. “Tema yang kami ambil memang
mengikuti arahan pusat, namun kami ingin mengemasnya sesuai dengan lingkungan
sekolah, menanamkan sikap solidaritas dan kolaborasi antar siswa, guru, bahkan
petugas keamanan,” ungkap Bertha.
Dari lapangan hingga ruang kelas, setiap sudut SMA Negeri 6 menjadi arena
kompetisi. Kegiatan dibuka dengan lomba futsal putra yang langsung menyedot
perhatian seluruh siswa. Setelah itu, berbagai lomba unik digelar, mulai dari
menghias nasi goreng, gigit sendok estafet, tiup gelas plastik estafet, hingga
goyang balon yang mengundang gelak tawa penonton. Tak kalah menarik, lomba
baris-berbaris (PBB) dengan mata tertutup menantang koordinasi dan konsentrasi
peserta. Sementara itu, senam “Anak Indonesia Hebat” mengajak siswa bergerak
sehat, dan dance mix TikTok menjadi ajang penyaluran bakat di era digital. Ada pula lomba puisi kebangsaan,
poster online, kebersihan kelas, hingga kelengkapan administrasi kelas yang
melatih disiplin dan tanggung jawab. Semua lomba dirancang agar setiap siswa
dapat menemukan wadah ekspresinya. “Kami masukkan dance mix TikTok
karena anak-anak sedang gandrung dengan tren ini, dan kami ingin mereka
menyalurkan minatnya dalam wadah yang positif,” ujar Bertha sambil tersenyum.
Di balik suksesnya acara, ada kolaborasi apik antara bagian kesiswaan dan
Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS). Panitia juga menunjuk dewan juri dari
kalangan guru yang tidak menjadi wali kelas, demi menjaga objektivitas
penilaian. “Kami ingin semua guru berperan,
tapi tetap menjaga penilaian yang adil,” jelas Bertha.
Antusiasme luar biasa terlihat sejak hari pertama. Seluruh siswa
berbondong-bondong memberikan dukungan untuk teman-temannya. Para guru pun tak
ketinggalan, ikut menyemangati dan menikmati momen kebersamaan. “Saat futsal pembuka digelar,
semua langsung datang memberi dukungan. Itu pemandangan yang luar biasa,”
kenang Bertha.
Di balik keseruan, ada nilai yang ingin ditanamkan: sportivitas, pengendalian
emosi, dan rasa persatuan. Siswa diajak untuk memahami bahwa menang atau kalah
adalah hal biasa, yang penting adalah menghargai lawan dan menjaga kebersamaan. “Semangat kemerdekaan bukan lagi
angkat senjata, tapi membangun persatuan dan sportifitas. Itu yang ingin kami
tanamkan,” tegasnya.
SMA Negeri 6 Mimika berkomitmen menjadikan kegiatan seperti ini sebagai
tradisi, tidak hanya di momen 17 Agustus, tetapi juga pada peringatan penting
lain seperti Hari Pendidikan Nasional, Sumpah Pemuda, hingga Hari Kesaktian
Pancasila. Dengan kegiatan yang meriah dan
penuh makna ini, SMA Negeri 6 Mimika membuktikan bahwa merayakan kemerdekaan
tidak hanya soal mengenang sejarah, tetapi juga menghidupkan semangatnya di
hati generasi muda. Penulis : Cori Editor : GF
12 Agu 2025, 17:28 WIT
SMA Transformasi Nusantara Timika Tembus Target Siswa dalam 100 Hari
Papuanewsonline.com, Mimika –
Sebuah gebrakan di dunia pendidikan menengah atas hadir di Kabupaten Mimika,
Papua Tengah. SMA Transformasi Nusantara, yang beroperasi di Gedung Multi
Purpose Community Center (MPCC) YPMAK, Jalan Hadelisari, Kelurahan Kwamki,
berhasil mencapai target kuota 70 siswa hanya dalam 100 hari sejak resmi
dibuka. Capaian ini menjadi bukti bahwa konsep pendidikan inovatif yang
ditawarkan sekolah ini disambut positif oleh masyarakat. Sekolah yang dikelola dengan
sistem all day school 12 jam penuh dan memberikan makan gratis kepada
seluruh siswa ini merupakan hasil kolaborasi strategis antara Pemerintah
Kabupaten Mimika, PT Freeport Indonesia, dan Yayasan Pemberdayaan Masyarakat
Amungme dan Kamoro (YPMAK). Penanggung Jawab STN Mimika, Yoan
Tanamal mewakili kepala sekolah dalam wawancara eksklusif di Gedung MPCC YPMAK,
mengungkapkan bahwa perjalanan menuju keberhasilan ini tidak mulus. “Tantangan terbesar kami adalah
waktu pembukaan yang terlambat dibanding sekolah-sekolah lain di Timika.
Siswa-siswi rata-rata sudah mendaftar di sekolah lain,” jelasnya. Namun, tim sekolah tidak
menyerah. Mereka menerapkan strategi jemput bola, mendatangi langsung calon
siswa dan orang tua untuk menjelaskan konsep pendidikan yang berbeda dari
sekolah konvensional. Hasilnya, kabar tentang SMA Transformasi Nusantara menyebar
cepat, didukung pemberitaan media dan respons positif masyarakat. SMA Transformasi Nusantara
menghadirkan enam jurusan yang dirancang menjawab kebutuhan masa depan yaitu, Leadership
Transformation, Business Development, Computer Science & Technology, Hotel
& Tourism Management, Art & Media Design, Sport Ability. Berbeda dari kebanyakan sekolah,
SMA Transformasi Nusantara memadukan kurikulum modern dengan nilai-nilai lokal
Papua. “Kita sama sekali tidak mau
mengesampingkan budaya Papua. Nilai-nilai itu kita hidupi secara intelektual
dalam dunia pendidikan,” ujar Yoan. Kebijakan rekrutmen guru pun
mencerminkan komitmen ini, dengan melibatkan tenaga pengajar asli Papua dan
profesional dari Jakarta. Meski fokus pada pemberdayaan
anak-anak Papua, sekolah ini terbuka untuk semua kalangan. Komposisi siswa saat
ini mencerminkan keberagaman latar belakang, dari OAP (Orang Asli Papua) hingga
anak-anak karyawan perusahaan. “Sekolah ini untuk semua.
Fasilitasnya berkualitas, jadi siapa pun bisa memilih,” tambah Yoan. SMA Transformasi Nusantara
memiliki visi untuk menjadi sekolah berasrama pada 2026. Menurut Yoan, hidup
bersama dalam lingkungan pendidikan akan memperkuat pembentukan karakter siswa.
Saat ini, manajemen tengah mematangkan rencana lokasi dan infrastruktur untuk
mendukung program tersebut. Yoan menegaskan bahwa
keberhasilan sekolah ini merupakan hasil kerja sama erat tiga institusi besar:
Pemkab Mimika, PT Freeport Indonesia, dan YPMAK, dengan dukungan Yayasan World
Harvest Ministry. “Kami bersyukur atas perhatian
pemerintah dan semua pihak yang punya hati memajukan pendidikan anak-anak
Papua,” ujarnya. Di akhir wawancara, Yoan
berpesan: “Sekolah berkualitas bukan lagi
mimpi. Itu sudah ada di Timika. Mari anak-anak Papua dan seluruh Nusantara,
manfaatkan kesempatan ini.” Penulis : Fadli Editor : GF
11 Agu 2025, 18:21 WIT
SMA Negeri 6 Mimika: Dari Menumpang hingga Menjadi Ikon Pendidikan Mimika
Papuanewsonline.com, Mimika – Tahun
2012 menjadi titik awal perjalanan panjang SMA Negeri 6 Mimika. Saat itu,
sekolah ini belum memiliki gedung sendiri, guru pun minim, dan para siswanya
harus belajar sore menumpang di SMA Negeri 1 Mimika. Namun, lebih dari satu
dekade kemudian, kondisi itu tinggal kenangan. Kini berdiri megah sebuah
bangunan tiga lantai di tengah Kota Mimika Baru, menjadi rumah bagi 1.112 siswa
yang menimba ilmu di bawah kepemimpinan kepala sekolah pribumi asli Papua. Kelahiran SMA Negeri 6 Mimika
dilatarbelakangi oleh membludaknya penerimaan siswa di SMA Negeri 1 pada tahun
ajaran 2012-2013. Daya tampung tak memadai membuat sebagian calon siswa
terpaksa ditolak. Protes orang tua pun mengalir. Saat itu, Dinas Pendidikan di
bawah kepemimpinan Ausilius You mengambil langkah cepat: membuka sekolah baru
untuk menampung kelebihan siswa. Namun, solusi ini datang dengan
tantangan besar. Kepala sekolah pertama yang ditunjuk hingga saat ini, yaitu Drs. Willem Nauw
saat ditemui di ruang kerjanya di SMA Negeri 6, mengisahkan awal perjuangan
mereka: “Siswa ada, bangunan belum ada,
guru juga belum ada. Angkatan pertama hanya dua kelas, 67 siswa, dua jurusan,
tapi belum ada pengajar tetap.” Tegasnya. Selama hampir dua tahun, siswa
SMA Negeri 6 belajar sore hari menumpang di SMA Negeri 1. Setelahnya, mereka
sempat berpindah ke SD Inpres Nawaripi selama enam bulan sebelum akhirnya
menempati gedung sendiri pada 2015. Perubahan mulai terasa ketika
gedung permanen dibangun. Kini, SMA Negeri 6 Mimika berdiri kokoh dengan
bangunan tiga lantai, ruang kelas yang memadai, dan fasilitas yang terus
berkembang. “Dari hanya puluhan siswa,
sekarang jumlahnya 1.112. Dulu dari bangunan kayu sederhana, sekarang kita
punya gedung bertingkat yang jadi kebanggaan Mimika,” ujar sang kepala sekolah
dengan senyum bangga. Posisi strategis di pusat kota
membuat sekolah ini menjadi salah satu pilar penting pendidikan menengah di
Mimika. Yang membuat SMA Negeri 6 Mimika
berbeda adalah kepemimpinannya. Dipimpin oleh seorang kepala sekolah asli Papua
yang menjadi perintis pertama, sekolah ini dijalankan dengan prinsip
keterbukaan dan rasa memiliki yang tinggi. “Saya merasa seperti orang tua
kandung bagi sekolah ini. Nanti kalau saya pensiun Agustus tahun depan, rasanya
seperti menitipkan anak kepada orang tua baru,” ujarnya menyentuh hati. Transparansi menjadi prinsip
utama. Setiap awal tahun, pihak sekolah menyusun ARKAS (anggaran belanja
sekolah) bersama guru, staf tata usaha, dan seluruh pihak terkait. Semuanya
dibahas terbuka tanpa ada yang ditutupi. Kini, SMA Negeri 6 bukan hanya
sekolah besar dari segi jumlah siswa, tetapi juga menjadi simbol kemajuan
pendidikan di Mimika. Pemeriksaan rutin dari BPK setiap enam bulan memastikan
pengelolaan keuangan sekolah tetap rapi dan akuntabel. Dengan jumlah siswa kelas X yang
terus meningkat, prospek sekolah ini sangat cerah. Harapan besar disematkan
agar SMA Negeri 6 terus menjadi tempat lahirnya generasi cerdas dan
berintegritas, yang kelak berkontribusi untuk Papua dan Indonesia. Penulis : Fadli Editor : GF
11 Agu 2025, 17:47 WIT
Mahasiswa KKN STIE Jambatan Bulan Sulap Sekolah Jadi Laboratorium Cinta Lingkungan
Papuanewsonline.com, Timika – Suasana di SD Negeri
Mandiri Jaya, Timika, berubah menjadi lebih berwarna. Bukan hanya karena
dekorasi karya siswa, tetapi juga semangat baru yang dibawa oleh mahasiswa
Kuliah Kerja Nyata (KKN) STIE Jambatan Bulan. Mereka datang dengan sebuah misi:
menanamkan rasa cinta lingkungan kepada generasi penerus melalui program
inovatif bertajuk “Sekolah Cinta Lingkungan”. Program ini bukan sekadar
sosialisasi, melainkan langkah nyata penerapan konsep Adiwiyata — sebuah
program nasional Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang mendorong
sekolah untuk berwawasan dan berbudaya lingkungan. Bedanya, mahasiswa KKN ini
mengemasnya dengan metode pembelajaran yang segar, kreatif, dan mengundang
partisipasi aktif siswa. Materi pembelajaran disusun
secara holistik. Siswa diajak mengenali jenis-jenis sampah, memahami proses
pemilahan, hingga mengubahnya menjadi barang bermanfaat. Pendekatan ini
memastikan anak-anak tidak hanya menghafal teori, tetapi juga mengasah
keterampilan praktis. Dalam sesi hands-on, ruang
kelas disulap menjadi bengkel kreatif. Botol plastik bekas berubah menjadi
tempat pensil warna-warni, sendok plastik disulap menjadi bunga hias, dan
kardus bekas dilahirkan kembali menjadi celengan berbentuk hewan yang lucu.
Semua hasil karya itu dibuat langsung oleh tangan para siswa, dipandu mahasiswa
KKN. “Alhamdulillah, seluruh rangkaian
kegiatan berjalan lancar. Dukungan kepala sekolah dan guru membuat program ini
lebih mudah dijalankan,” ujar salah satu koordinator KKN penuh antusias. Tak hanya mengandalkan praktek,
mahasiswa KKN memanfaatkan media presentasi PowerPoint interaktif yang dikemas
khusus untuk anak-anak sekolah dasar. Visual penuh warna, animasi sederhana,
dan contoh nyata membuat pesan lebih mudah dipahami. Siswa diperlihatkan fakta
mengejutkan tentang dampak sampah plastik terhadap lingkungan, lalu
diperkenalkan konsep 3R (Reduce, Reuse, Recycle) sebagai solusi. Cara
penyampaian yang ringan tapi sarat makna membuat anak-anak antusias mengangkat
tangan, bertanya, bahkan memberi ide baru untuk mengolah sampah. Keberhasilan program ini tak
lepas dari koordinasi matang. Sejak tahap perizinan di kampus, sosialisasi ke
pihak sekolah, hingga eksekusi di lapangan, semua berjalan dalam suasana
kolaboratif. Kepala sekolah, guru, dan siswa bahu-membahu menyukseskan kegiatan
ini. Antusiasme siswa terlihat jelas.
Hampir semua siswa terlibat aktif, bahkan ada yang membawa sampah dari rumah
untuk diolah bersama di sekolah. “Ini pertama kali saya tahu botol plastik bisa
jadi tempat pensil. Seru sekali,” ujar salah satu siswa sambil tersenyum lebar. Program “Sekolah Cinta
Lingkungan” bukan hanya proyek jangka pendek. Mahasiswa KKN menargetkan agar SD
Negeri Mandiri Jaya dapat menjadi sekolah model Adiwiyata di wilayah Timika.
Budaya peduli lingkungan diharapkan menjadi bagian dari identitas sekolah,
sehingga siswa tumbuh menjadi generasi yang memiliki kesadaran tinggi terhadap
keberlanjutan (sustainability). Bila berhasil, konsep ini akan
direkomendasikan untuk direplikasi di sekolah-sekolah lain di Mimika. Dengan
begitu, pendidikan lingkungan hidup tidak hanya menjadi wacana, tetapi
benar-benar membentuk pola pikir dan perilaku generasi muda. Penulis : Giant Editor : GF
11 Agu 2025, 17:33 WIT
Satgas Operasi Damai Cartenz Sambangi Anak-Anak SD Negeri Mulia
Papuanewsonline.com, Puncak Jaya – Dalam suasana penuh kehangatan, personel Satgas Operasi Damai Cartenz melaksanakan sambang ke anak-anak di SD Negeri Mulia, Kabupaten Puncak Jaya, pada Sabtu (9/8/2025). Kehadiran para personel disambut gembira oleh siswa-siswi, yang tampak antusias mengikuti berbagai interaksi dan kegiatan.Kegiatan sambang tersebut dilaksanakan oleh personel Satgas Ops Damai Cartenz Briptu Eroza Feryan Perdana, S.H., Bripda Rafli Abdullah, S.H., serta didukung oleh Bripda Febrian dan Bripda Heryanto, kegiatan sambang tersebut membawa keceriaan bagi anak-anak.Personel Satgas menyapa satu per satu anak dengan senyum tulus, berjabat tangan, serta berbagi cerita dan motivasi agar mereka terus bersemangat menuntut ilmu. Kegiatan ini menjadi wujud nyata komitmen Operasi Damai Cartenz dalam membangun kedekatan dengan masyarakat, khususnya generasi muda, demi terciptanya Papua yang damai, aman, dan sejahtera.Kepala Operasi Damai Cartenz, Brigjen. Pol. Dr. Faizal Ramadhani, S.Sos., S.I.K., M.H., yang didampingi Wakil Kepala Operasi Damai Cartenz, Kombes. Pol. Adarma Sinaga, S.I.K., M.Hum, menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bagian penting dari strategi operasi untuk mengedepankan pendekatan humanis. “Kami hadir bukan hanya untuk menjaga keamanan, tetapi juga untuk menjadi sahabat bagi masyarakat, terutama anak-anak. Pendidikan dan masa depan mereka adalah kunci perdamaian yang berkelanjutan di Papua,” ujarnya.Kasatgas Humas Operasi Damai Cartenz, Kombes. Pol. Yusuf Sutejo, S.I.K., M.T., menambahkan bahwa momen kebersamaan ini memiliki dampak positif yang besar. “Anak-anak adalah aset bangsa. Dengan perhatian dan kasih sayang yang tulus, kita membentuk generasi yang percaya diri, berkarakter, dan siap membangun Papua yang lebih baik,” tuturnya.Semangat yang terpancar dari senyum anak-anak menjadi pengingat bahwa kedamaian dimulai dari hati yang tulus dan kepedulian bersama. PNO-12
11 Agu 2025, 14:03 WIT
Cegah Kanker Serviks, Dinkes Mimika Vaksinasi Ratusan Siswa SD
Papuanewsonline.com, Timika –
Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Mimika melaksanakan Bulan Imunisasi Anak
Sekolah (BIAS) dengan memberikan vaksin Tetanus Difteri (TD) dan Human
Papillomavirus (HPV) kepada sekitar 600 siswa sekolah dasar (SD). Sasaran imunisasi meliputi siswa kelas 2, 5,
dan 6 di 22 SD di wilayah Kabupaten Mimika.
Vaksin HPV diberikan untuk mencegah kanker serviks, sementara vaksin TD
untuk mencegah penyakit tetanus dan difteri.Salah satu perawat pada puskesmas Wania Elis Mety, yang
memimpin kegiatan imunisasi di SD Nabawi, menjelaskan bahwa pelaksanaan program BIAS ini bertujuan untuk memastikan kondisi kesehatan bagi anak-anak di Kabupaten Mimika. "Hari ini kami melaksanakan
BIAS di SD Nabawi. Siswa kelas 2 menerima imunisasi TD, sedangkan kelas 5
mendapat vaksin TD dan HPV. Untuk kelas
6, kami prioritaskan yang belum menerima vaksin HPV," jelas Elis. Ia menambahkan bahwa pemberian
vaksin HPV saat ini hanya satu dosis, berbeda dengan tahun lalu yang dua dosis. Elis Mety juga menyampaikan bahwa
seluruh imunisasi dilakukan dengan aman dan telah mendapat persetujuan dari
orang tua murid. "Program ini rutin
dilaksanakan setiap tahun, dan masyarakat sudah mengetahui serta mempercayai
keamanannya," ujarnya. Dia menambahkan bahwa program BIAS
akan berlanjut hingga November 2025, dengan target pemberian 600 dosis vaksin
HPV dan 100 dosis vaksin campak serta TD.
"Untuk vaksin campak masih
dalam tahap persiapan," kata Elis. Diketahui Melalui program BIAS ini, Dinkes
Mimika menunjukkan komitmennya dalam melindungi generasi muda dari penyakit
menular.
Pemberian vaksin HPV secara
khusus bertujuan untuk mencegah kanker serviks pada perempuan di masa
mendatang. ( Jidan )
08 Agu 2025, 18:16 WIT
Thifal Tazkya Wishal Juarai Storytelling Competition 2025 di Diana Mall Timika
Papuanewsonline.com, Timika –
Siswa SMAN 7 Timika, Thifal Tazkya Wishal, berhasil meraih juara pertama dalam English Storytelling Competition 2025 yang diselenggarakan di Diana Mall Timika.
Kompetisi yang mengangkat tema pelestarian cerita rakyat Papua ini diikuti oleh
18 peserta dari tujuh sekolah menengah atas se-Kabupaten Mimika. Kegiatan yang merupakan
kolaborasi antara Brother Leon English Club (BLEC) dan Program Studi Pendidikan
Bahasa Inggris STKIP Hermon Timika ini berlangsung meriah dengan antusiasme
tinggi dari para peserta dan pengunjung mall. "Kami melihat bahwa potensi
anak-anak muda untuk bahasa Inggris itu besar di Timika. Hanya saja wadahnya
yang masih kurang dalam bentuk kegiatan kompetisi lomba," ungkap Deasy
Natalia Lessu, S.Pd., M.Hum, selaku Ketua Panitia penyelenggara. DAFTAR PEMENANG Juara 1: Thifal Tazkya Wishal
(SMAN 7 Timika) Juara 2: Zivanna Hawa Omega Romer
(SMAN 1 Timika) Juara 3: Sherina Anggie Esterlyta
(SMA Kristen Kalam Kudus) Juara 4: Shelomita Apriliani (SMA
Kristen Kalam Kudus) Kompetisi tahun ini mengangkat
cerita rakyat dari tiga suku di Papua, yaitu Kamoro, Amungme, dan Asmat.
Pemilihan tema ini bukan tanpa alasan, mengingat pembelajaran bercerita di
sekolah-sekolah sering kali menggunakan cerita dari luar Papua bahkan luar negeri. "Sementara cerita di sini
siapa lagi yang mau melestarikan? Kami mengusung cerita-cerita tersebut
sehingga lebih dikenal lagi untuk kalangan luas. Tidak hanya lingkup nasional,
karena ini bahasa Inggris otomatis global," tambah Deasy. SEKOLAH PESERTA * SMAN 1 Timika * SMA Al-Falah * SMA Kristen Kalam Kudus * SMK Negeri 6 * SMAN 7 Timika * SMA Tiga Raja * SMK Yapis Tim juri yang terdiri dari
Yuliawati Madu, S.Pd., M.TESOL.Ed., Ferdinan Laumal, S.Pd.M.TESOL.Ed, dan
Rofinus Daton Warat, S.Pd., M.Pd memberikan penilaian berdasarkan kemampuan
berbahasa Inggris, teknik bercerita, dan pemahaman terhadap cerita rakyat yang
dibawakan. Kegiatan ini merupakan kompetisi
kedua setelah sukses diselenggarakan tahun lalu di gedung MPCC YPMAK. Pemilihan Diana
Mall sebagai venue tahun ini dimaksudkan agar kegiatan menjadi lebih terbuka
untuk publik dan tidak eksklusif. "Setiap pengunjung bisa
datang untuk melihat, jadi bagian dari strategi promosi secara tidak langsung.
Diana Mall juga merupakan salah satu sponsor kami yang mendukung dari awal
kegiatan pertama," jelas Deasy di Timika, Jumat (8/7/2025). Para peserta menunjukkan
antusiasme tinggi dalam menyampaikan cerita-cerita tradisional Papua dengan
bahasa Inggris yang fasih. Tidak hanya kemampuan berbahasa yang dinilai, tetapi
juga kemampuan interpretasi dan penghayatan terhadap nilai-nilai budaya yang
terkandung dalam setiap cerita. Dengan berhasilnya kompetisi
tahun ini, panitia optimis kegiatan serupa dapat terus berlanjut setiap tahun
sebagai wadah pengembangan talenta muda Papua dalam berbahasa Inggris sekaligus
melestarikan kekayaan budaya lokal. (Giant)
08 Agu 2025, 13:33 WIT
Berita utama
Berita Terbaru
Berita Populer
Video terbaru