logo-website
Jumat, 08 Agu 2025,  WIT

Kemenko Polkam Tegaskan Pentingnya Penguatan SDM Keamanan Siber

Lewat Seminar Nasional di Bekasi, Kemenko Polkam Tegaskan Pentingnya Penguatan SDM Keamanan Siber sebagai Garda Terdepan Melawan Ancaman Digital yang Kian Kompleks dan Canggih

Papuanewsonline.com - 07 Agu 2025, 23:10 WIT

Papuanewsonline.com/ Politik & Pemerintahan

Deputi Kominfo Kemenko Polkam Eko D. Indarto menyampaikan sambutan pembuka pada Seminar Nasional Keamanan Siber di Bekasi, Jawa Barat. Dalam paparannya, Eko menekankan pentingnya pembangunan SDM sebagai tameng utama Indonesia dalam menghadapi ancaman digital yang semakin kompleks dan dinamis

Papuanewsonline.com, Bekasi – Transformasi digital nasional tak lagi bisa dipisahkan dari urusan pertahanan dan keamanan. Hal ini ditegaskan Kementerian Koordinator Bidang Politik dan Keamanan (Kemenko Polkam) dalam Seminar Nasional "Peningkatan Kapasitas SDM Keamanan Siber dalam Menghadapi Kompleksitas Ancaman di Era Digital", yang diselenggarakan pada Kamis, 7 Agustus 2025 di Bekasi, Jawa Barat. Seminar ini menjadi panggung penting untuk membahas urgensi membangun kekuatan siber bangsa melalui pengembangan sumber daya manusia yang unggul, adaptif, dan tahan banting di tengah gempuran ancaman dunia maya.


Acara ini dibuka secara resmi oleh Deputi Bidang Koordinasi Komunikasi dan Informasi Kemenko Polkam, Eko D. Indarto, dan dihadiri oleh berbagai unsur dari kementerian dan lembaga, pemerintah daerah, kalangan akademisi, praktisi IT, hingga pelaku industri teknologi.

“Era digital bukan hanya soal kecepatan dan inovasi, tapi juga soal ketahanan dan kedaulatan,” ujar Eko dalam sambutannya yang menggugah.

Dalam paparannya, Eko D. Indarto mengingatkan bahwa dunia kini tengah memasuki babak baru dalam kontestasi global — bukan lagi adu senjata fisik, tapi adu kemampuan siber. Serangan digital bukan hanya menargetkan infrastruktur teknologi, tetapi juga menyusup ke ranah-ranah vital seperti keuangan, pelayanan publik, pendidikan, bahkan demokrasi.

“Privasi rakyat, kedaulatan data, dan integritas sistem pemerintahan menjadi target yang sangat rentan jika SDM kita tidak siap,” tegasnya.

Eko memaparkan bahwa insiden ransomware, kebocoran data, dan penyalahgunaan teknologi AI meningkat drastis dalam dua tahun terakhir. Lebih ironis lagi, kapasitas tenaga profesional keamanan siber Indonesia masih belum mampu mengimbangi lonjakan kebutuhan tersebut.

Kemenko Polkam mengungkapkan bahwa kebutuhan akan profesional keamanan siber di Indonesia meningkat 20–30% setiap tahun, namun pasokan lulusan dan praktisi yang kompeten masih tertinggal jauh. Terlebih, tantangan bukan hanya soal jumlah, tetapi juga soal mutu dan spesialisasi.

“Kita kekurangan ahli di bidang cloud security, kriptografi, IoT & AI security. Soft skills seperti komunikasi strategis dalam situasi krisis juga belum maksimal,” jelas Eko.

Kesenjangan ini makin terasa di daerah-daerah yang belum memiliki akses terhadap pendidikan dan pelatihan keamanan siber yang memadai. Maka dari itu, peningkatan kapasitas SDM siber bukan hanya kebutuhan teknis, melainkan agenda strategis nasional.


Sebagai koordinator lintas sektor, Kemenko Polkam menempatkan dirinya sebagai penggerak kebijakan dan sinergi dalam percepatan pembangunan SDM digital, khususnya dalam keamanan siber. Eko menyebutkan bahwa kementeriannya terus mendorong harmonisasi program antar-kementerian/lembaga untuk mempercepat lahirnya generasi talenta siber nasional.

Inisiatif ini juga bersinergi dengan visi besar Presiden Prabowo Subianto dalam membangun manusia digital Indonesia yang unggul, terutama dalam mendukung program prioritas nasional berbasis data, seperti Keamanan data kesehatan dalam layanan Cek Kesehatan Gratis, Sistem digital koperasi dalam Koperasi Merah Putih, Proteksi informasi sosial masyarakat  dalam Program Makan Bergizi Gratis.

Eko menutup paparannya dengan penekanan bahwa upaya membangun kapasitas SDM siber bukanlah proyek jangka pendek, melainkan investasi strategis untuk masa depan Indonesia sebagai negara berdaulat di dunia digital.

“Kita tidak boleh terus menjadi konsumen teknologi dan korban serangan. Kita harus punya talenta yang mampu bertahan, menyerang balik, dan menjaga integritas ruang digital kita.”

Seminar ini diharapkan menjadi langkah awal dari transformasi serius dalam pembangunan ekosistem SDM siber nasional yang inklusif, progresif, dan berorientasi pada keamanan jangka panjang. (GF)

Bagikan berita:
To Social Media :
Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE