logo-website
Minggu, 03 Agu 2025,  WIT
BERITA Ekonomi Homepage
Cegah Penyelundupan Satwa Lindung, Balai Karantina Awasi Ketat Pelabuhan dan Bandara di Timika Papuanewsonline.com, Timika, – Penyelundupan satwa lindung keluar dari Papua Tengah terus menjadi ancaman serius, terutama di Timika sebagai daerah transit bagi Kabupaten lain di Provinsi Papua Tengah.Untuk mengantisipasi penyelundupan satwa lindung maka balai karantina hewan, Ikan, dan Tumbuhan di Kabupaten Mimika terus meningkatkan pengawasan secara ketat, baik di bandara maupun pelabuhan." Kami melakukan pengawasan secara ketat baik di pelabuhan maupun bandara, terutama barang bawaan penumpang," ujar Ferdi selaku kepala balai karantina di Timika, Rabu (11/6/2025).Kata Ferdi, dalam proses pengawasan,  balai karantina  secara aktif menjalin kerjasama dan koordinasi dengan berbagai instansi terkait.  Lembaga-lembaga seperti Kepolisian, TNI dan Dinas kehutanan." Semua dilibatkan untuk memastikan pengawasan yang komprehensif dan efektif, jadi kami juga menjalin koordinasi antar-instansi dalam pertukaran informasi, serta dalam pemantauan yang lebih terintegrasi, sehingga menutup peluang bagi para penyelundup untuk beroperasi," Tegasnya. Ferdi menegaskan bahwa Balai karantina tetap berkomitmen untuk menindak dan mengambil sikap tegas terhadap setiap pelaku yang mencoba melakukan  penyelundupan satwa lindung. " Bilah ada temuan, pelaku langsung kita  proses secara hukum sesuai ketentuan yang berlaku, dan barang bukti akan disita," Sorot Ferdi.Nantinya lanjut Ferdi, Satwa yang berhasil diselamatkan dari upaya penyelundupan akan diserahkan kepada Dinas kehutanan untuk mendapatkan perawatan dan rehabilitasi yang intensif sebelum dikembalikan ke habitat asli. " Kami sangat berharap bantuan dari masyarakat untuk turut serta dalam upaya pelestarian keanekaragaman hayati dengan melaporkan setiap kecurigaan atau informasi terkait penyelundupan satwa lindung kepada pihak berwenang," Pungkasnya.Ferdi mengatakan,  Dengan kerja sama  antar instansi dan dukungan partisipasi aktif dari  masyarakat, merupakan  upayah pencegahan yang baik dalam melindungi satwa di Papua dari penyelundupan.( Jidan ) 11 Jun 2025, 22:53 WIT
Gagal Lindungi Raja Ampat, PB PMII Desak Presiden Prabowo Pecat Bahlil Lahadalia Dari Menteri ESDM Papuanewsonline.com,Jakarta, - Raja Ampat yang dikenal sebagai salah satu kawasan dengan keindahan laut dan biodiversitas terkaya di dunia, kini berada dalam ancaman besar akibat keberadaan tambang nikel yang telah diberikan izin sejak tahun 2017. Izin ini menandai babak baru kerusakan ekologis di kawasan yang seharusnya dijaga sebagai bagian dari warisan dunia dan benteng terakhir keanekaragaman hayati laut.Pemerintah, khususnya Menteri ESDM Bahlil Lahadalia, dinilai gagal total dalam mengelola konflik ekologis dan sosial yang ditimbulkan. Alih-alih mengambil langkah preventif, Bahlil justru tampil dengan pernyataan-pernyataan yang bersifat reaktif dan tidak menyentuh akar persoalan. Dalam berbagai forum.Hal ini disampaikan M. Muham Tashir selaku ketua bidang  Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PB PMII) melalui keterangan tertulis yang diterimah Media Papuanewsonline.com, Rabu (11/6/2025).Muham Tashir mengatakan pernyataan Bahlil tentang  aktivitas tambang nikel di Raja Ampat sebagai “campur tangan asing” adalah pengalihan isu."Pernyataan tersebut adalah bentuk pengalihan isu yang mencederai kepedulian masyarakat lokal dan aktivis lingkungan yang selama ini konsisten menyuarakan perlindungan di Raja Ampat," ujar M. Muham TashirLebih lanjut Tashir menyebutkan, Bahlil sebagai menteri tidak bisa cucih tangan tentang kerusakan alam di Raja Ampat.“Kami sangat kecewa dengan sikap pemerintah, khususnya Menteri ESDM Bahlil Lahadalia. Alih-alih hadir sebagai pelindung kepentingan ekologis dan masyarakat adat, beliau justru tampil dengan respons reaktif dan pernyataan yang tidak solutif,” tegasnya.Tashir menyebutkan dengan kejadian di Raja Ampat maka tampak  pemerintah lebih mementingkan kepentingan ekonomi ekstraktif ketimbang keseimbangan ekologis dan perlindungan terhadap hak-hak  masyarakat adat. " Padahal, keberadaan tambang nikel di Raja Ampat secara jelas melanggar Undang-Undang No. 1 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil, yang menyatakan bahwa pulau dengan luas kurang dari 2.000 km² dilarang dijadikan lokasi tambang," Ucap Tashir.Lanjut Tashir, Pengurus Besar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PB PMII)  berharap agar atas kejadian kerusakan di Raja Ampat, Presiden Prabowo Subianto segerah mencopot Bahlil Lahadalia dari jabatanya sebagai Menteri ESDM.Berikut tuntutan dari PB PMII:- Pemerintah segerah mecabut semua  izin tambang nikel di wilayah Raja Ampat secara permanen.- Meminta Presiden Prabowo Subianto mengefaluasi  dan mencopot Bahlil Lahadalia dari jabatannya sebagai Menteri ESDM karena gagal mengakomodir kepentingan masyarakat dan ekosistem laut.- Pemerintah harus menegakkan UU No. 1 Tahun 2014 secara konsisten tanpa pengecualian demi menyelamatkan lingkungan dan generasi mendatang.- Pemerintah segerah menghentikan narasi pengalihan isu dengan menyalahkan pihak asing, karena kritik datang dari suara rakyat dan komunitas lokal.- Raja Ampat bukan tempat untuk eksploitasi oleh para Olgikari ekonomi yang  rakus, karena Raja Ampat adalah simbol keindahan, keseimbangan, dan keberlanjutan, sehingga Pemerintah harus menunjukkan keberpihakan yang jelas kepada rakyat dan lingkungan, bukan hanya kepada investor, atau para Olgikari.(Red) 11 Jun 2025, 21:34 WIT
Polres SBT Terjunkan AWC Bantu Padamkan Kobaran Api Di Bula Papuanewsonline.com, Bula - Kebakaran hebat terjadi di kawasan pertokoan jalan MS Padede, Kota Bula, Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT), Selasa (10/6/2025) siang.Sejumlah toko dan bangunan rumah warga yang berada di pusat keramaian terbakar. Hingga kini belum diketahui pasti penyebab kebakaran. Tidak ada korban jiwa dalam insiden itu.Untuk mengamankan lokasi kebakaran dan membantu memadamkan api, Kapolres SBT AKBP. Alhajat, S.I.K, mengerahkan personel gabungan dan dua unit mobil AWC atau Armoured Water Cannon milik Polres SBT dan Satuan Brimob ke TKP. Berdasarkan laporan warga, api terlihat sekitar pukul 12.45 WIT. Api diduga berasal dari salah satu toko pakaian yang berada di deretan pertokoan tersebut. "Aparat gabungan dari Polres SBT, dibatu TNI, Satpol PP, dan petugas Pemadam Kebakaran SBT dikerahkan untuk memadamkan kobaran api," kata Kapolres.Personel gabungan dikerahkan bahu-membahu bersama warga setempat memadamkan api. Mereka juga membantu evakuasi barang dan pengamanan jalur sekitar lokasi.Api merembet cepat dan sulit dijinakan karena material bangunan terbuat dari bahan mudah terbakar, seperti kayu dan tripleks."Kebakaran cepat meluas karena struktur bangunan umumnya semi permanen ditambah cuaca panas dan angin kencang," ungkapnya.Selain mobil water canon, pemadaman api juga melibatkan mobil Damkar SBT, Damkar PT. CITIC, mobil tangki air PT. Citic, mobil tangki air milik toko Aldo Jaya, mobil tangki milik PT Permata Hitam, dan 6 unit relawan mobil pick up milik warga.Kurang lebih tiga jam api berhasil dijinakan. Meski tidak ada korban jiwa, namun kerugian materil ditaksir memcapai kurang lebih Rp9 miliar.Kapolres SBT menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam penanganan kebakaran tersebut. "Kesigapan dan solidaritas yang ditunjukkan menjadi bukti nyata bahwa kerja sama antar instansi dan masyarakat sangat penting dalam menghadapi situasi darurat," katanya.Kapolres juga menghimbau seluruh masyarakat agar selalu waspada dan memastikan kondisi aman di sekitar lingkungan tempat tinggal sebelum beraktivitas atau meninggalkan rumah atau pun pertokoan.Kebakaran yang terjadi menghanguskan 7 pertokoan, diantaranya milik Mama Haji Buton, Ariyanto, Toko Sembako milik La Iwan, Toko Sepatu milik Ismail, Toko Sinar Irma milik Ibu Anera, Toko Mampe dan Toko Pakaian Astin. Dua unit rumah warga juga ikut terbakar, yaitu milik keluarga Irana Ambar, dan Rugaya Rumata. Sebuah kos-kosan milik H. Rahmi Rumata juga terbakar.Tak hanya itu, satu mobil Toyota Innova milik Ibu Anera juga terbakar. Begitu pun dua sepeda motor terbakar yakni, Honda Beat Streat warna hitam DE 6474 LE, dan Yamaha Vino warna putih DE 2724 NF. PNO-12 11 Jun 2025, 14:08 WIT
Bupati Nabire Mesak Magai Tegas Tolak Tambang di Blok Wabu Papuanewsonline.com, Nabire-, Bupati Nabire Mesak Magai merupakan kepala Daerah pertama di Provinsi Papua Tengah, yang menyatakan sikap menolak eskplorasi tambang di Blok Wabu.Pernyataan tegas ini disampaikan Bupati Nabire Mesak Magai melalui video singkat yang diterimah Media Papuanewsonline.com, Senin (9/6/2025)." Pada kesempatan yang berbahagia ini, Saya mau sampaikan pernyataan sikap saya, untuk menjawab Aksi masyarakat Wilayah Papua Tengah terhadap penolakan tambang di Blok Wabu, bahwa saya tetap mendengar dan  mendukung  penolakan dari masyarakat adat," ujar Bupati Mesak.Bupati Mesak mengatakan pada tahun 2022, sekitar bulan Februari, dirinya bertemu dengan seseorang dari Minerba di Jakarta, dimana dalam pertemuan tersebut diketahui kalau ada tiga kelompok yang sedang merencanakan untuk masuk melakukan perasi di Blok Wabu.Lanjut Bupati pada tahun yang sama  Tahun 2022 bulan September, dirinya bertemu pejabat tinggi PT. Freeport Indonesia di Timika." Saat ketemu di Timika, petinggi PT Freeport  cerita ke saya tentang potensi kekayaan di blok wabu, dimana  blok wabu dengan Tembagapura berbeda, karena di Tembagapura,  emas, tembaga dan nikel serta kekayaan alam lainya, berada dibawah tanah, sehingga butuh operasional dengan peralatan yang canggih untuk mengelolah, sedangkan blok wabu tidak, karena emas diatas permukaan tanah," jelas Bupati.Ditambahkan Bupati Mesak Magai, dirinya sudah memperoleh informasi bilah potensinya kekayaan alam di blok Wabu  sangat luar biasa, karena menurut data yang dimiliki, emas di blok Wabu walaupun dieksplorasi selama 25 Tahun juga belum bisa selesai diambil dari tempat tersebut." Tetapi saya mau sampaikan kepada warga masyarakat Papua Tengah, bahkan juga kita pejabat dari delapan kabupaten maupun pejabat provinsi Papua Tengah, bahwa blok Wabu itu benar-benar titipan Tuhan untuk masyarakat kita yang nikmati, jadi kita semua harus menolak tambang di blok Wabu," tegas Bupati Mesak." Blok Wabu adalah titipan Tuhan untuk masyarakat, jadi tidak boleh ada perusahaan tambang yang beroperasi dengan  menggunakan peralatan yang canggih, maupun peralatan besar untuk mengambil emas yang ada terlindungi di dalam areal blok wabu, termasuk Kabupaten Paniai, Intan Jaya, Puncak Jaya, dan Puncak , Dogiai, dan sebagainya," tandas Bupati.Lanjut Mesak Magai, blok Wabu adalah titipan  Tuhan untuk masyarakat hingga  anak cucu kedepan." Ini Milik Masyarakat adat kita secara turun temurun hingga anak cucu kedepan, jadi kekayaan alam ini tidak boleh disentuh oleh pemilik pengusaha tambang," Ucapnya Bupati Mesak berharap agar semua  pejabat di Papua Tengah turut  melindungi kekayaan alam di blok Wabu, sehingga titipan Tuhan tersebut bisa dinikmati anak cucu kedepan secara turun temurun." Biarlah masyarakat dikasih kebebasan untuk  mereka ambil emas  itu dengan cara  manual dengan tenaga mereka sendiri, tanpa melibatkan pengusaha-pengusaha, tidak usah izinkan pengusaha-pengusaha atau perusahaan-perusahaan besar dari luar datang untuk merusak kekayaan alam di blok wabu," Sorot Bupati Mesak.Mesak Magai menjelaskan, sebagai kepala daerah akan tetap bersama masyarakat melindungi kekayaan alam di blok wabu." kita selamatkan kekayaan alam  ini untuk masyarakat kita nikmat, bukan pengusaha-pengusaha," Jelasnya.Lanjut Dia kalau seperti freeport kan menggunakan alat peralatan yang canggih, biaya yang besar, boleh saja, Tetapi kekayaan alam di  blok wabu tidak seperti freeport, karena di blok Wabu Emas berhamburan di atas tanah." Masyarakat dengan tenaga manual saja, mereka bisa nikmati, jadi  Kita harus lindungi masyarakat kita, Biarlah mereka dengan tenaga mereka, dengan manual ambil, sehingga sampai Anak cucu pun akan nikmati, Barang tidak akan  cepat habis kalau menggunakan manual, dan biarlah masyarakat nikmati itu sendiri," ujar Mesak Magai.Ia kembali mengingatkan bahwa blok Wabu merupakan titipan tangan Tuhan murni untuk masyarakat. " Mari kita berpihak kepada masyarakat, pihak-pihak di Jakarta jangan masuk ke Blok Wabu dan ganggu kekayaan alam  di Provinsi papua Tengah. " Kalau Freeport silakan, Tetapi untuk wilayah  lain jangan, termasuk Baya Biru,  Blok Wabu, termasuk daerah Mapia, Paniai, Dogiai, Nabire," jelas Bupati.Mesak meminta agar Pemerintah memberikan kebebasan kepada masyarakat untuk mengelolah sendiri kekayaan alam tersebut dengan  menggunakan alat-alat tradisional." Masyarakat mereka kelola sendiri, silakan saja, kita kasih kebebasan untuk masyarakat kita nikmati, dan ini pernyataan sikap saya, untuk disampaikan kepada semua wargah masyarakat Papua Tengah, termasuk semua  pejabat Provinsi Papua Tengah, baik pejabat Kabupaten maupun pejabat Provinsi, sesuai dengan firman Tuhan Siapapun dia yang setia kepada perkara-perkara kecil, dia juga akan setia kepada perkara-perkara yang besar," Pungkasnya.(Fadli) 09 Jun 2025, 22:38 WIT
Berita utama
Berita Terbaru
Berita Populer
Video terbaru
lihat video 10 Feb 2023, 15:22 WIT