HAPAK Segel Kantor Dinas Pendidikan Mimika, Protes Tak Digubris Sejak Awal Tahun
Aksi penggembokan gerbang kantor Dinas Pendidikan Kabupaten Mimika jadi simbol kekecewaan Honai Adat Pengusaha Amungme Kamoro (HAPAK) yang merasa diabaikan dalam aspirasi dan hak-hak sebagai pengusaha asli Papua.
Papuanewsonline.com - 25 Sep 2025, 13:48 WIT
Papuanewsonline.com/ Politik & Pemerintahan

Papuanewsonline, Mimika — Suasana Kantor Dinas Pendidikan Kabupaten Mimika pada Rabu (24/9/25) mendadak berbeda. Gerbang utama kantor yang biasanya ramai dilalui pegawai dan masyarakat, pagi itu terkunci rapat dengan gembok besar. Aksi tersebut dilakukan oleh Honai Adat Pengusaha Amungme Kamoro (HAPAK) sebagai bentuk protes atas sikap Kepala Dinas Pendidikan Mimika yang dinilai tidak merespons aspirasi mereka sejak awal tahun 2025.
Sekretaris HAPAK, Maria Kotorok,
menyampaikan bahwa pihaknya sudah berulang kali berusaha menjalin komunikasi
dengan Kepala Dinas Pendidikan, bahkan sejak Januari 2025. Namun, hingga kini
tidak pernah ada tanggapan.
“Sejak Januari kami secara resmi
sudah menyurat untuk bertemu dengan tujuan menyampaikan keberadaan HAPAK
sebagai salah satu organisasi pengusaha Amungme dan Kamoro yang memperjuangkan
hak-hak pengusaha asli. Tetapi sampai sekarang tidak pernah ada jawaban,” tegas
Maria.
Lebih jauh, Maria mengungkapkan
bahwa kekecewaan HAPAK berakar dari kebijakan penunjukan langsung pekerjaan
tahun 2025 yang dinilai mengabaikan keberadaan pengusaha asli Papua. Padahal,
menurut aturan yang berlaku, penunjukan langsung seharusnya diprioritaskan bagi
pengusaha lokal.
“Penunjukan langsung itu ada aturannya, dan jelas disebutkan harus diberikan kepada pengusaha asli Papua. Namun, faktanya kami selalu terpinggirkan. Inilah alasan kami akhirnya melakukan aksi ini. Kami tidak punya jalan lain selain menggembok pintu kantor, supaya suara kami didengar,” ujarnya dengan nada kecewa.
Meski aksinya cukup mengejutkan,
Maria menegaskan bahwa langkah ini bukanlah bentuk perlawanan kepada masyarakat
luas. Ia bahkan menyampaikan permintaan maaf atas ketidaknyamanan yang
ditimbulkan akibat aksi tersebut.
“Kami atas nama HAPAK ingin
menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya kepada masyarakat Mimika
atas aksi spontan ini. Tetapi kami tidak punya pilihan lain agar aspirasi kami
mendapat perhatian,” jelas Maria.
Ketua HAPAK, Tenius Kum,
menegaskan bahwa aksi ini tidak berhenti sampai di sini. Ia menyebutkan, selama
Kepala Dinas Pendidikan belum memberikan jawaban ataupun ruang dialog, HAPAK
akan terus melanjutkan aksi serupa.
“Kami tidak akan berhenti sebelum
ada respon resmi dari Kepala Dinas Pendidikan. Kami hanya ingin hak kami
sebagai pengusaha asli Papua dihargai, sesuai aturan yang berlaku,” tegas
Tenius.
Aksi penggembokan kantor dinas
ini dinilai sebagai simbol ketegangan relasi antara organisasi pengusaha lokal
dengan pemerintah daerah. Jika dibiarkan berlarut, hal ini bisa memengaruhi
kepercayaan masyarakat terhadap keberpihakan pemerintah dalam mendukung
pengusaha asli Papua.
Warga yang melintas di sekitar kantor terlihat terkejut sekaligus penasaran. Bagi mereka, aksi semacam ini jarang terjadi di lingkungan perkantoran pemerintah. Namun, sebagian warga justru menilai aksi ini sebagai wujud keberanian HAPAK untuk menyuarakan haknya secara terbuka.
Penulis: Abim
Editor: GF