Pelajar Mimika Dibekali 4 Konsensus Kebangsaan, Perkuat Jiwa Nasionalisme di Era Digital
Sebanyak 250 pelajar SMA/SMK di Mimika mengikuti sosialisasi 4 konsensus kebangsaan yang digelar Kesbangpol.
Papuanewsonline.com - 29 Agu 2025, 00:56 WIT
Papuanewsonline.com/ Pendidikan & Kesehatan

Papuanewsonline.com, Mimika – Suasana serius namun penuh semangat tampak di salah satu aula kegiatan di Mimika pada Kamis (28/8/2025). Ratusan pelajar tingkat SMA dan SMK sederajat duduk rapi, menyimak paparan demi paparan yang disampaikan dalam acara sosialisasi nilai-nilai dasar 4 konsensus kebangsaan.
Kegiatan yang digelar oleh Badan
Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kabupaten Mimika ini menghadirkan
sekitar 250 pelajar. Sosialisasi tersebut merupakan bagian dari Gerakan
Nasional Revolusi Mental Tahun Anggaran 2025, sebuah program yang dirancang
untuk memperkuat karakter bangsa, khususnya di kalangan generasi muda.
Materi yang disampaikan tidak
hanya berfokus pada pemahaman Pancasila, UUD 1945, Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI), serta Bhineka Tunggal Ika, tetapi juga mencakup wawasan
kebangsaan, bela negara, pembauran kebangsaan, hingga sejarah perjuangan
bangsa.
Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Setda Mimika, Frans Kambu, yang turut hadir dalam kegiatan itu menegaskan bahwa Mimika dengan keberagaman suku dan budaya merupakan cerminan nyata miniatur Indonesia.
“Kita di Mimika hidup dalam
keberagaman. Perbedaan budaya, adat istiadat, agama, bahkan tingkat ekonomi
bisa saja memicu gesekan, termasuk di kalangan pelajar. Karena itu, penting
sekali bagi anak-anak kita untuk dibekali dengan pemahaman kebangsaan yang
kuat,” ujarnya.
Lebih lanjut, Frans juga
menyoroti tantangan besar yang dihadapi generasi muda saat ini, yakni derasnya
arus informasi di era digital. Media sosial yang seharusnya menjadi sarana
komunikasi dan edukasi sering kali disalahgunakan untuk menyebarkan hoaks dan
ujaran kebencian.
“Nilai-nilai Pancasila bisa
terkikis jika pelajar tidak bijak menggunakan teknologi. Kami ingin mereka
memahami bahwa menjaga persatuan bangsa juga berarti menjaga etika dan sikap
saat bermedia sosial,” tambahnya.
Para pelajar yang hadir menyambut
baik kegiatan ini. Banyak di antara mereka merasa bahwa sosialisasi seperti ini
membuka wawasan baru tentang arti penting persatuan, toleransi, dan cinta tanah
air. Dengan materi yang disampaikan secara interaktif, suasana kegiatan tidak
hanya formal, tetapi juga mampu mengajak peserta untuk berpikir kritis tentang
peran mereka sebagai generasi penerus bangsa.
Kegiatan ini diharapkan tidak
hanya berhenti pada pemahaman, tetapi juga mampu mendorong lahirnya aksi nyata
dari para pelajar. Dengan bekal nilai-nilai kebangsaan, mereka diharapkan bisa
menjadi agen perubahan positif di sekolah, lingkungan masyarakat, hingga dunia
maya.
Penulis: Jidan
Editor: GF