logo-website
Sabtu, 27 Sep 2025,  WIT

Pelajar Mimika Dibekali 4 Konsensus Kebangsaan, Perkuat Jiwa Nasionalisme di Era Digital

Sebanyak 250 pelajar SMA/SMK di Mimika mengikuti sosialisasi 4 konsensus kebangsaan yang digelar Kesbangpol.

Papuanewsonline.com - 29 Agu 2025, 00:56 WIT

Papuanewsonline.com/ Pendidikan & Kesehatan

Suasana penyampaian materi dalam sosialisasi nilai-nilai dasar 4 konsensus kebangsaan yang diikuti 250 pelajar SMA/SMK di Mimika, Kamis (28/8/2025).

Papuanewsonline.com, Mimika – Suasana serius namun penuh semangat tampak di salah satu aula kegiatan di Mimika pada Kamis (28/8/2025). Ratusan pelajar tingkat SMA dan SMK sederajat duduk rapi, menyimak paparan demi paparan yang disampaikan dalam acara sosialisasi nilai-nilai dasar 4 konsensus kebangsaan.


Kegiatan yang digelar oleh Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kabupaten Mimika ini menghadirkan sekitar 250 pelajar. Sosialisasi tersebut merupakan bagian dari Gerakan Nasional Revolusi Mental Tahun Anggaran 2025, sebuah program yang dirancang untuk memperkuat karakter bangsa, khususnya di kalangan generasi muda.

Materi yang disampaikan tidak hanya berfokus pada pemahaman Pancasila, UUD 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), serta Bhineka Tunggal Ika, tetapi juga mencakup wawasan kebangsaan, bela negara, pembauran kebangsaan, hingga sejarah perjuangan bangsa.

Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Setda Mimika, Frans Kambu, yang turut hadir dalam kegiatan itu menegaskan bahwa Mimika dengan keberagaman suku dan budaya merupakan cerminan nyata miniatur Indonesia.


“Kita di Mimika hidup dalam keberagaman. Perbedaan budaya, adat istiadat, agama, bahkan tingkat ekonomi bisa saja memicu gesekan, termasuk di kalangan pelajar. Karena itu, penting sekali bagi anak-anak kita untuk dibekali dengan pemahaman kebangsaan yang kuat,” ujarnya.

Lebih lanjut, Frans juga menyoroti tantangan besar yang dihadapi generasi muda saat ini, yakni derasnya arus informasi di era digital. Media sosial yang seharusnya menjadi sarana komunikasi dan edukasi sering kali disalahgunakan untuk menyebarkan hoaks dan ujaran kebencian.

“Nilai-nilai Pancasila bisa terkikis jika pelajar tidak bijak menggunakan teknologi. Kami ingin mereka memahami bahwa menjaga persatuan bangsa juga berarti menjaga etika dan sikap saat bermedia sosial,” tambahnya.

Para pelajar yang hadir menyambut baik kegiatan ini. Banyak di antara mereka merasa bahwa sosialisasi seperti ini membuka wawasan baru tentang arti penting persatuan, toleransi, dan cinta tanah air. Dengan materi yang disampaikan secara interaktif, suasana kegiatan tidak hanya formal, tetapi juga mampu mengajak peserta untuk berpikir kritis tentang peran mereka sebagai generasi penerus bangsa.

Kegiatan ini diharapkan tidak hanya berhenti pada pemahaman, tetapi juga mampu mendorong lahirnya aksi nyata dari para pelajar. Dengan bekal nilai-nilai kebangsaan, mereka diharapkan bisa menjadi agen perubahan positif di sekolah, lingkungan masyarakat, hingga dunia maya.


Penulis: Jidan

Editor: GF

Bagikan berita:
To Social Media :
Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE