logo-website
Kamis, 07 Agu 2025,  WIT

Presiden Prabowo Kecam Praktik Ekonomi Predatoris: Pelaku Usaha yang Hanya Untungkan Diri Sendiri

Dari Istana Negara, Presiden Tegaskan Akan Bongkar Pola Eksploitasi Ekonomi yang Rugikan Rakyat — Pemerintah Siap Lawan Elite Bisnis yang ‘Hisap Kekayaan Seperti Menghisap Darah’

Papuanewsonline.com - 07 Agu 2025, 01:27 WIT

Papuanewsonline.com/ Politik & Pemerintahan

Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, memimpin Sidang Kabinet Paripurna ke-8 di Istana Kepresidenan Jakarta pada Rabu, 6 Agustus 2025. Dalam sidang ini, Presiden melontarkan kritik tajam terhadap pelaku ekonomi predatoris yang hanya mencari keuntungan tanpa kontribusi bagi rakyat, serta menegaskan bahwa pemerintah akan bertindak tegas demi keadilan ekonomi nasional.

Papuanewsonline.com, Jakarta – Dalam suasana khidmat Sidang Kabinet Paripurna yang ke-8 di Istana Kepresidenan Jakarta pada Rabu (6/8/2025), Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, menyampaikan pidato yang tidak hanya menyentuh tetapi juga mengguncang ruang sidang. Di hadapan para menterinya, Prabowo melontarkan peringatan keras terhadap para pelaku ekonomi yang dinilainya tidak beretika dan rakus—mereka yang hanya menjadikan Indonesia sebagai ladang eksploitasi demi keuntungan pribadi.


“Ada pelaku-pelaku ekonomi yang hanya ingin ambil kekayaan kita tanpa kontribusi berarti. Mereka menghisap kekayaan kita seperti menghisap darah,” ucap Presiden Prabowo dengan nada tinggi, seperti dilansir dari NTV News.

Pernyataan itu bukan sekadar metafora. Prabowo mengangkat sebuah persoalan fundamental: ketimpangan yang lahir dari ekonomi yang dikuasai segelintir pihak. Ia menuding adanya elite bisnis yang menikmati hasil bumi, keuntungan dari proyek infrastruktur, bahkan monopoli komoditas pokok, tetapi nyaris tanpa memberi timbal balik signifikan kepada rakyat dan negara.

Presiden menegaskan, pemerintah tidak akan membiarkan praktik-praktik ekonomi predatoris terus berlangsung. Langkah-langkah hukum dan kebijakan baru tengah dirancang untuk menutup celah eksploitasi, dan memperkuat kehadiran negara dalam perlindungan terhadap sumber daya nasional.

“Kita terbuka pada kerja sama, pada investasi, tapi dengan satu syarat mutlak: kepentingan rakyat harus diutamakan. Kalau ada yang hanya mau kaya sendiri, tanpa peduli rakyat, maka negara akan turun tangan,” tegasnya.


Bagi Prabowo, ini bukan sekadar urusan ekonomi, tetapi menyangkut keadilan sosial. Ia menekankan bahwa pembangunan nasional tidak boleh menjadi panggung segelintir orang untuk memperkaya diri di atas penderitaan mayoritas.

Lebih jauh, Presiden Prabowo menjabarkan arah baru pembangunan ekonomi yang tengah dijalankan oleh pemerintahannya. Menurutnya, fondasi ekonomi Indonesia harus dibangun dari bawah, dengan menguatkan sektor-sektor strategis yang langsung menyentuh kehidupan rakyat seperti ketahanan pangan, pendidikan dasar, layanan kesehatan, dan perumahan rakyat.

“Kita harus bangun dari realitas. Ketahanan pangan bukan hanya soal beras, tapi soal kemandirian nasional. Saya tidak mau rakyat kita lapar di negeri yang kaya,” ujarnya, menegaskan pentingnya swasembada pangan dan pengelolaan sumber daya secara adil.

Pesan Prabowo juga dibaca oleh banyak pengamat sebagai bentuk sinyal keras kepada para oligark—segmen elite ekonomi yang selama ini memiliki kekuatan besar dalam mempengaruhi kebijakan publik. Ia menolak bentuk kolaborasi ekonomi yang timpang, di mana pengusaha besar memperoleh privilese tanpa kewajiban yang setara untuk membangun negeri.

Presiden menyerukan model kerja sama yang berkeadilan, di mana negara menjadi mitra strategis, bukan subordinat kekuatan modal. Ia juga menyebut bahwa transparansi dan akuntabilitas akan diperkuat dalam pengawasan investasi dan proyek nasional. (GF)

Bagikan berita:
To Social Media :
Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE